Kamis, 08 Oktober 2015

Makalah Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta Kasih dan Keindahan




BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
Di dunia ini setiap manusia memiliki aktifitas atau kegiatan yang sudah terencana atau pun  tidak terencana. Kegiatan dan aktifitas tersebut dilakukan untuk menunjang kehidupan mereka. Dalam beraktifitas pastinya manusia akan selalu bersosialisasi agar dapat berbagi informasi, seperti saling tukar pengalaman atau bahkan menceritakan curahan hati mereka. Dan tentunya informasi yang telah didapat akan mereka bagi (share) kembali kepada orang-orang terdekat mereka, seperti orang tua, pasangan, sanak saudara, sahabat, teman, bahkan orang yang baru dikenalnya. Dengan begitu setiap manusia akan memiliki segudang informasi sebagai dasar pengetahuan mereka.
Dalam bersosialisasi pastinya akan timbul rasa cinta kasih yang dialami manusia terhadap sesama. Seperti pepatah yang sudah familiar “tak kenal maka tak sayang”, maka manusia seharusnya menjadi mahkluk sosial yang paling tinggi derajatnya daripada mahkluk ciptaan Tuhan lainnya, yang dapat menciptakan perdamaian di seluruh dunia. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. jika manusia tidak memiliki rasa cinta dan kasih mungkin manusia tersebut bisa disebut “Psikopat” atau sakit jiwa dan mungkin  akan timbul perang Dunia ke-III jika manusia tidak memiliki rasa cinta dan kasih.
Begitu juga dengan keindahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Keindahan akan timbul jika terdapat cinta dan kasih didalamnya. Seperti keindahan dalam menjalin suatu hubungan sampai keindahan alam yang dimiliki dunia ini. Keindahan dalam menjalin suatu hubungan misalnya persabatan, persahabatan timbul karena adanya cinta dan kasih, sepasang atau sekelompok orang yang memahami dan mengerti satu sama lain, saling mendukung dan selalu ada ketika seseorang membutuhkannya. Ketika seseorang menjalani suatu hubungan persahabatan maka ia akan merasakan keindahan hidup yang menunjang mereka. Manusia akan senang menjalani hidup seakan akan ia tidak punya beban kehidupan yang dialaminya karena persahabatan  tersebut .
     Sedangakan keindahan alam yaitu keindahan yang dimiliki alam didunia yang dijaga oleh manusia. Manusia yang mau menjaga keindahan alam di bumi adalah manusia yang memiliki rasa cinta dan kasih terhadap bumi yang ditinggalinya. Mereka melindungi bumi dengan cara mereka sendiri. Misalnya dari hal yang paling kecil adalah tidak membuang sampah sembarangan, membuang sampah sembarangan seperti disungai dan tempat umum atau tempat wisata lainnya akan merusak lingkungan alam dibumi. Mereka tidak mencintai bumi yang sudah ditinggalinya sejak lahir. Lambat laun bumi akan hancur jika manusia tidak memiliki cinta terhadap bumi dan keindahan alam yang tercipta sejak bumi pertama kali diciptakan akan lenyap. Atas dasar pembahasan tersebut makalah ini diberi judul “Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Mengapa Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan?
2.      Apa manfaatnya Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan?

C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah:
1.      Dapat mengetahui bagaimana cara manusia mempunyai rasa cinta, kasih dan keindahan.
2.      Dapat mengetahui manfaat dari  rasa cinta, kasih dan keindahan yang dimiliki manusia.

D.    Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1.      Sebagai bahan referensi bagi orang lain yang ingin mempelajari atau mengetahui lebih dalam tentang cinta, kasih dan keindahan.
2.      Untuk dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan cinta, kasih dan keindahan.

BAB II
Tinjauan Pustaka
A.   Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Hati dan kesadaran
Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri, dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental, dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama, dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Masyarakat
Meskipun banyak makhluk berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan, dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa, dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok, dan untuk pengabadian, dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan, dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk, dan beradaptasi ke kelompok baru.

Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan, dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat, dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat kadang-kadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran, dan pengaruh dari norma budaya dunia, dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.

Keluarga dan teman sepergaulan
Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat memengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian
Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi, dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia, dan ekspresi seni mendahului peradaban, dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat.

B.     Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
Ø  Perasaan terhadap keluarga
Ø  Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
Ø  Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
Ø  Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
Ø  Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
Ø  Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
Ø  Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
Ø  Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
Ø  Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
Ø  Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros.
Ø  Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia.
Ø  Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape.
Ø  Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge.
Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
Ø  Perasaan
Ø  Pengenalan
Ø  Tanggung jawab
Ø  Perhatian
Ø  Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: care, responsibility, respect, knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap otoriter.
Jenis-jenis Cinta
Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.
Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.
Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya.

Cinta antar pribadi
Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekadar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antarpribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan orangtua dengan anak, dan juga persahabatan yang sangat erat.
Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antarpribadi:
Ø  Kasih sayang: menghargai orang lain.
Ø  Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak dimiliki oleh banyak orang).
Ø  Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
Ø  Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
Ø  Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
Ø  Kekerabatan: ikatan keluarga.
Ø  Passion: hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
Ø  Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
Ø  Kepentingan pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
Ø  Pelayanan: keinginan untuk membantu dan atau melayani.

C.    Kasih
Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa bermakna luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.
Makna kasih yang sesungguhnya itu bagaimana kita memberi yang terbaik buat orang lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut kebahagiaan orang lain dan membuka pintu hati untuk sebuah kasih. Kasih adalah suatu perasaan, tetapi kasih ini beda dengan Cinta, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seorang insan tanpa ingin meminta imbalan atas apa yang telah dilakukan untuk yang dikasihinya.  Oleh karena itu setiap insan mau diri mereka disayangi. Karena dengan rasa sayang itu setiap insan dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat kasih sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat.
Cinta dan Kasih adalah dua kata yang hampir sama tetapi mempunyai makna atau arti yang berbeda cinta adalah perasaan yang lahir dari hati seseorang , timbul dengan sendirinya, tidak melihat waktu dan usia, suatu masa untuk ingin menyayangi dan memiliki, seperti perasaan cinta ibu kepada anak nya, perasaan cinta tuhan kepada umat nya yang bertaqwa. cinta yang tulus akan menimbulkan nilai-nilai kejiwaan yang selalu tulus dan berserah. Kasih sayang adalah dua kata yang berarti, kasih itu murah hati, kasih itu mau mengerti, kasih itu pemaaf, kasih itu mau memberi, dan banyak lagi arti kasih. sedangkan sayang adalah penuh pengertian, mau percaya, mau bicara dan banyak lagi. jadi Kasih sayang adalah pembangunan kasih sayang  jangan pernah menuntut perhatian dan kasih sayang seseorang, bila kamu tidak memulai yang kamu tuntut. Kasih adalah sebuah kata yang sering terdengar di telinga kita. Kasih bukanlah suatu hal yang tabu untuk diucapkan, apalagi dirasakan. Kasih akan membuat kita merasa nyaman, damai dan tentram.
Kasih mempunyai makna yang beragam. Kasih berarti menyayangi Kasih berarti mencintai Kasih berarti membahagiakan orang yang kita kasihi. Kasih kepada Tuhan berarti mencintai Tuhan dengan cara menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya Kasih kepada orang tua berarti menyangi mereka dengan setulus hati dan berusaha untuk tidak menyakiti hatinya. Kasih kepada sahabat berarti menjaga mereka dengan kasih sayang dan tidak mengkhianati. Kasih kepada pasangan berarti menjaga kepercayaan dengan setulus hati. Kasih mempunyai sejuta makna yang berbeda bagi tiap orang Secara umum kasih berarti menyayangi dengan setulus hati. Kasih tidak mewajibkan kita untuk selalu mengalah. Kasih akan menyatukan satu orang, dua orang, atau bahkan sejuta orang dalam ruang lingkup kedamaian. Dan tujuan yang bisa saya artikan dari makna Kasih itu adalah diciptakan untuk membuat kita saling mengasihi karena dengan Kasih kita akan selalu berbuat yang terbaik baik itu hubungan antara kita dengan Tuhan, manusia, alam dan makhluk hidup lainnya di dunia ini.

D.    Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan dalam arti luas meliputi keindahan jasmani, keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelek. Keindahan jasmani dan rohani yaitu keindahan jiwa dan raga yang dimiliki manusia, keindahan seni adalah hasil pembuatan suatu karya seni contohnya, musik, lukisan, patung dan karya seni lainnya. Keindahan alam adalah pesona alam yang diciptakan Yang Maha Kuasa dan dapat diungkapkan dengan kata. Keindahan  moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap manusia. Keindahan intelek adalah keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.
Keindahan jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek adalah keindihan yang ada di dalam setiap manusia. Contoh keindahan jasmani adalah keelokan yang dimiliki setiap manusia seperti cantik dan tampan sedangkan contoh keindahan rohani adalah bagaimana kita mendalami dan meyakini suatu agama dan menjadikan agama yang kita anut sebagai pedoman hidup. Keindahan moral yaitu bagaimana kita sebagai manausia berperilaku sopan dan santun, berkepribadian yang baik dan bertata krama. Keindahan intelek yaitu cara bagaimana kita berfikir cerdik, tidak menghalalkan segala cara, dan berfikir ke depan tentunya sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Keindahan dapat ditinjau dari makna yang obyektif dan juga dari segi yang subyektif. Keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang diharuskan menghayatinya. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang formal daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity of format relation among our sence perceptions). Atau keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan yang paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam, batasan Hebert Read itu terlalu ditentukan oleh subyek dan dianggap sebagai perpaduan unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert Read itu sifatnya terlalu sensual (jasmani), kurang ditinjau dan segi obyek yang diamati yang memiliki keindahan itu. Keindahan itu tidak hanya merupakan pcrpaduan dan peng amatan panca indera semata-mata, tetapi lebih daripada visual melulu, lebih dalam lagi, juga merupakan pcrpaduan pengamatan batiniah. Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan spiritual.

Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa diantaranya adalah:
1.      Menurut Leo Tolstoy (Rusia) > Dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh atau suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
2.      Menurut Alexander Baurngarten (Jerman).> Keindahan itu dipandang scbagai kcseluruhan yang mcrupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu crat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is on of parts in their manual relations and in their relations to the whole).
3.      Menurut Sulzer.> Yang indah iu hanyalah yang baik. Jika bcluni haik, ciptaan itu bclum indah. Keindahan hartis dapat memupuk pcrasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
4.      Menurut Winchelman.> Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada kebaikan.
5.      Menurut Shaftesbury (Jerman).> Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan de-ngan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik.
6.      Menurut Humo (Inggris).> Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
7.      Menurut Hemsterhuis (Belanda) >Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak mcmberikan pengamatan-pengamatan yang mcnycnangkan itu.
8.      Menurut Emmanuel Kant.> Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan dari segi arti yang subyektif dan kedua dari segi arti yang obyektif.
a.       subyektif.
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
b.      obyektif.
Keserasian dan suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, scjauh obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.
9.      Menurut at – Ghazzali.> Keindahan sesuatu benda terletak di dalam perwujudan dan kcscmpurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat bcnda itu. Bagi setiap benda tcntu ada pcrfcksi yang karakteristik, yang berlawanan dengan itu dapat dalam keadaan-keadaan tertenlu mcnggan tikan perfeksi karakteristik dari benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu mempunyai nilai keindahan sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya.
Manusia dikatakan adalah makhluk bcnpikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu bukan semata-mata makhluk yang berpikir, sekedar homo sapiens yang steril. Manusia disamping makhluk berpikin, juga merasa dan mengindera. Melalui panca indera manusia dapat merasakan sesuatu. Apabila manusia merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau menggembirakan dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga terjadi, kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu yang indah. Rasa kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan yang ada pada setiap orang itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki pcrasaan keindahan.

BAB III
Hasil dan Pembahasan
A.    Manusia dan cinta
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Yang dimaksud perasaan positif adalah apa yang kita rasakan dengan cinta akan berdampak pada hal-hal yang positif, seperti mencintai keluarga, sahabat, teman bahkan pasangan hidup. Cinta pada keluarga, keluarga adalah komponen utama ketika kita akan menjalani hidup. Seperti kedua orangtua kita, mereka akan memberikan cinta mereka untuk anak-anak mereka. Selalu memberi dukungan, do’a dan mendampingi anak-anak mereka hingga dewasa. Tentunya cinta yang orangtua berikan akan selalu memberikan dampak positf kepada anaknya. Anak tersebut akan menjadi lebih percaya diri, selalu ceria seperti tidak ada beban dalam hidupnya. Orangtua akan selalu mendukung apa yang sang anak ingin lakukan, tentunya mendukung hal yang selalu positif. Selalu mendo’a kan yang terbaik bagi anaknya. Sehingga sang anak nantinya setelah dewasa akan menjadi seorang yang baik yang sangat mencintai kedua orangtuanya.
Jika dari orangtua saja tidak bisa memberikan cinta kepada anak-anak mereka, maka dapat dipastikan setelah dewasa anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian negatif (buruk), selalu membuat onar, tidak menghormati orangtua, atau bahkan bisa sampai anak tersebut tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri akibat selama hidupnya tidak pernah mendapatkan cinta dari orangtua, dan akan menjadi anak yang “Broken Home”. Dengan begitu seorang dewasa yang telah memiliki cinta dari keluarga sejak mereka kecil, juga akan memberikan cinta yang mereka miliki kepada sahabat maupun pasangan hidup mereka nantinya. Dan dari situ maka akan tercipta perdamaian yang diimpikan semua orang.
Jadi cinta sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia, baik itu cinta keluarga, sahabat dan pasangan hidup. Akan hampa hidup ini bila tidak pernah merasakan cinta dan pastinya tidak akan pernah terciptanya perdamaian diseluruh dunia.

B.     Manusia dan kasih
Makna kasih yang sesungguhnya itu adalah bagaimana kita memberi yang terbaik buat orang lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut kebahagiaan orang lain dan membuka pintu hati untuk sebuah kasih. Kasih adalah suatu perasaan, tetapi kasih berbeda dengan Cinta, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seorang manusia tanpa ingin meminta imbalan atas apa yang telah dilakukan untuk yang dikasihinya. Seperti kasih sayang orangtua, kasih yang diberikan oangtua kepada anaknya sangatlah tulus tanpa adanya imbalan yang mereka minta.
Oleh karena itu setiap manusia mau diri mereka disayangi. Karena dengan rasa sayang itu setiap manusia dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat kasih sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat

C.    Manusia dan Keindahan
Seperti diketahui di bab sebelumnya keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek adalah keindahan yang ada di dalam setiap manusia. Keindahan jasmani adalah keelokan yang dimiliki setiap manusia seperti cantik dan tampan sedangkan keindahan rohani adalah bagaimana kita mendalami dan meyakini suatu agama dan menjadikan agama yang kita anut sebagai pedoman hidup. Keindahan moral yaitu bagaimana kita sebagai manausia berperilaku sopan dan santun, berkepribadian yang baik dan bertata krama. Keindahan intelek yaitu cara bagaimana kita berfikir cerdik, tidak menghalalkan segala cara, dan berfikir ke depan tentunya sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Jadi manusia hendaknya memiliki keindahan-keindahan tersebut untuk dapat menilai dirinya sendiri dan bisa menjadi manusia yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia.

BAB IV
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk paling sempurna dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia memiliki akhlak dan akal pikiran. Manusia juga mempunyai perasaan yang dapat mereka rasakan. Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besa, memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu, Perasaan, Pengenalan, Tanggung jawab, Perhatian dan Saling menghormati.
Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa bermakna luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.
Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Keindahan jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek adalah keindahan yang ada di dalam setiap manusia. Keindahan jasmani adalah keelokan yang dimiliki setiap manusia seperti cantik dan tampan sedangkan keindahan rohani adalah bagaimana kita mendalami dan meyakini suatu agama dan menjadikan agama yang kita anut sebagai pedoman hidup. Keindahan moral yaitu bagaimana kita sebagai manausia berperilaku sopan dan santun, berkepribadian yang baik dan bertata krama. Keindahan intelek yaitu cara bagaimana kita berfikir cerdik, tidak menghalalkan segala cara, dan berfikir ke depan tentunya sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan bahwa :
1.      Manusia yang memiliki cinta akan menjadi manusia yang berkepribadian baik yang dapat mempengaruhi orang-orang disekitarnya seperti keluarga, sahabat maupun pasangan hidup mereka.
2.      Manusia yang memiliki kasih akan dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat kasih sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat.
3.      Manusia yang memiliki keindahan jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek, dapat menilai dirinya sendiri dan bisa menjadi manusia yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia.

Daftar Pustaka